Nganjuk kompastani.com- Di desa Sidoharjo kecamatan Tanjung Anom tepatnya di dusun mukuh dan dusun miren Sekarang lagi berkembang pengrajin keset dari kain perca, kegiatan tersebut sudah berjalan sekitar 2 bulan yang lalu, mengingat kerajinan ini bisa membantu menambah pemasukan keluarga, antusias warga desa tersebut sangat besar, hal ini di buktikan dengan sudah banyak yang menjadi pengrajin dan sudah terbagi menjadi dua kelompok.
Namun demikian dalam mengembangkan usaha tersebut tidak semudah membalikan telapak tangan, apalagi dalam usaha tersebut terkendala dengan modal usaha dan ini menjadi problem yang membutuhkan uluran tangan dari pemerintah.
Seperti halnya komunitas pengrajin di desa Sidoharjo kecamatan Tanjunganom, Nganjuk. Karena keterbatasan modal alat, Pada tanggal 19 Maret 2024 , komunitas pengrajin yang berinisial Ys, mengajukan proposal bantuan alat ke pemerintahan desa Sidoharjo, mengingat warga desa tersebut pengrajinya sebanyak 40 orang, maka diajukanlah nilai sebesar 10 juta rupiah untuk membeli 40 alat, namun sayangnya , setelah di tunggu tunggu ,pemerintah desa Sidoharjo belum ada tindakan konkret baik tindakan Pengecekan atau pemangilan para pengrajin pemohon.
Menurut Ys, saat di temui kompastani.com di kediamannya, mengatakan, para ibu ibu pengrajin berharap besar dapat bantuan peralatan keset untuk membuat kerajinan Keset, tanpa alat ini kita kurang maximal dalam membuat kerajinan ini, harapan kami ,pihak desa bisa terlibat serta memberikan sedikit uluran tangan untuk kami para ibu ibu pengrajin ,agar kami warga Sidoharjo bisa menambah pemasukan ekonomi keluarga kami lebih baik dan tidak tergantung dengan suami.
Kades Sidoharjo Syaiful Anam saat di temui kompas tani.com di kantornya (27/3) menjelaskan, " proposal tersebut tidak pernah di komunikasikan terlebih dahulu oleh pemohon kepada RT, RW dan Kasun mukuh maupun miren sehingga pengajuan ini belum bisa di lanjuti " jelasnya.
Diwaktu yang bersamaan Sekertaris Desa Sidoharjo, Maulana muchlisin mengatakan, bahwa pengajuan komunitas pengrajin keset ini Sudahmelewati waktu musyawarah desa sehingga sudah telat " katanya.
Disisilain pengamat administrasi pemerintahan Puji Astowo perihal tersebut ikut angkat bicara dan menjelaskan "sebetulnya kalau tingkat desa itu gak perlu pengantar dari RT/RW maupun Kasun karena lingkupnya kan desa, dan juga kalau pak kades ditanya regulasi yang mengatur tentang proposal harus rekomendasi dari RT RW terus ke Kasun pasti juga gak akan bisa jawab karena memang tidak di atur. Jadi proposal langsung aja kepada kades selanjutnya setelah di verifikasi kades bisa memanggil pemohon untuk konfirmasi gitu aja cukup itu" ungkapnya
lebih lanjut , menurut pendapatnya, kalo dari keterangan yang di berikan pak kades dan sekdes seperti itu ya itu bisa diartikan mempersulit warganya yang meminta bantuan, padahal kegiatan pemberdayaan ekonomi kreatif seperti ini,adalah program prioritas dari pemerintah kita dan harus dapat dukungan dari semua pihak, terutama pemerintahan Desa karena paling dekat dengan keberadaan para pengrajin, Pembiayaan kegiatan ekonomi kreatif bisa juga di angarkan oleh dana desa, karena panduan teknis pengunaan dana desa selain untuk pembiayaan pembangunan juga di prioritaskan untuk pemberdayaan masyarakat desa yang ditujukan pada peningkatan, kesejahteraan, peningkatan kualitas hidup serta penanggulangan kemiskinan." Jelas puji
Di lain tempat aktifis LPRI Joko Siswanto, menjelaskan " kita sudah melakukan infestigasi terkait penggunaan dana Desa di desa Sidoharjo,dan dalam waktu dekat kita akan melayangkan somasi ke pihak desa terkait hal ini." Jelasnya
Untuk di ketahui untuk Dana Desa Sidoharjo di tahun 2024 .senilai Rp.1.474.686.000.
Bisa kah desa tersebut untuk memberikan dana bantuan peralatan untuk para pengrajin di desa tersebut . Kalaupun tidak bisa apa alasannya...? (am)